REFLEKSI
FILOSOFIS PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA (KHD)
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut :
“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)
Pada tahun 2017, saya melakukan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model Discovery Learning, yang mana siswa melakukan pembelajaran dengan cara bermain Kartu (Kartu Remi yang sisi sebaliknya ditempeli dengan Lambang Unsur serta Nama Unsur). Permainan ini bertujuan agar siswa dapat mengamati melalui proses membaca, menulis Lambang Unsur serta Nama Unsur dari kartu yang mereka miliki, sehingga diharapkan siswa mampu menghafalkan dengan secara tidak langsung.
Teknik cara bermain kartu unsur sebagai berikut :
1. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok,1 kelompok beranggotakan maximal 6 orang.
2. Masing-masing kelompok sudah memegang kartu remi yang sudah dibuat dengan bertuliskan lambang unsur dan nama unsur serta nomor atomnya, serta di meja terdapat lembar Sistem Periodik Unsur (SPU) sebagai pedoman dalam bermain.
3. Permainan dimulai dengan cara salah satu mengocok kartu, kemudian kartu dibagikan ke masing-masing peserta sebanyak 5 kartu jika beranggotakan 6 orang tapi jika beranggotakn 4 orang maka dibagikan 7 kartu.
4. Yang pertama kali yang menjatuhkan kartu adalah yang mengocok, sambil menyebutkan Lambang Unsur serta Nama Unsurnya
5. Peserta lain mengikuti dengan cara melihat Huruf depan Kartu yang dijatuhkan, apakah kartu miliknya mempunyai Huruf Depan yang sama, jika ada yang sama maka kartu dijatuhkan dengan “Menyebutkan dengan keras Lambang Unsur serta Nama Unsur” agarpeserta lain ikut mengetahui dan mendengarnya. Jika Huruf depan pada pada kartu yang dimiliki tidak ada kesamaan maka mencari “Unsur yang sederet” boleh Vertikal boleh yang Horinzontal.
6. Ketika no. 5 juga tidak mendapatkan maka langkah berikutnya adalah mengambil kartu pada tumpukan sampai mendapatkan kartu yang diinginkannya.
7. Dan jika no. 6 tidak mendapatkan juga maka mengambil semua kartu yang dijatuhkan oleh peserta lain yang ada di meja.
8. Peserta yang berhak menjatuhkan kartu berikutnya adalah yang bernomor atom paling besar
9. Peserta yang menjadi pemenang adalah yang pertama kali habis kartu yang berada di tangannya.
Hal yang diharapkan dari permainan ini adalah :
a)
Menghafalkan lambang
unsur serta nama unsur
b) Tanpa disadari ketika menjatuhkan kartu dengan mengucapkan dan melihat maka secara tidak langsung menghafalkan sehingga peserta lainpun yang mendengar dan dapat ikut menghafalkannya.
Tahun 2017
Pada dasarnya siswa atau peserta didik sesuai dengan kodrat alamnya adalah senang bermain.
B. Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
Budi pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.
Penanaman budi pekerti yang kami tanamkan pada saat pembelajaraan Produk Kreatif Kewirausahaan (PKKwu), kebetulan selain saya mengajar mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (PIPAS) juga mengajar Produk Kreatif Kewirausahaan (PKKwu).
Bentuk budi pekerti yang ditanamkan pada siswa yaitu berupa kerjasama, gotong-royong, dan saling menghargai.
Perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Karya yang dimaksud adalah sebuah produk yang bermanfaat.
Bebas dari segala ikatan dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sanga anak. (Ki Hadjar Dewantara 1922).
Penerapan pembelajaran yang dipusatkan pada siswa harus direncanakan serta diupayakan dengan matang dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan. Tantangan guru dalam menerapkan pembelajaran ini adalah manajemen sekolah perlu fokus terhadap penggunaan sumber daya yang tersedia, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, mengatur pelatihan bagi guru, dan melakukan dukungan bagi guru baru yang kurang pengalaman, serta melakukan cara-cara inovatif dalam proses pembelajaran (Qutoshi & Poudel, 2014).
Merancang dan melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
No comments:
Post a Comment